Rabu, 10 November 2010

Michael Moore Membela ISLAM


Saya mengenal nama Michael Moore ketika pertamakali menonton film garapannya Fahrenheit 9/11, yang membongkar konspirasi klan Bush dengan klan Bin Laden. Ya benar, keluarga besar George Bush ternyata punya hubungan dagang/minyak dengan keluarga kerajaan Saudi, di antaranya klan Bin Laden). Film dokumenter yang mengungkap agenda sesungguhnya di balik peristiwa 9/11 2001 ini menjadi salah satu film terlaris di Amerika dan Eropah pada tahun 2004. Meskipun pemerintah AS gencar mempropagandakan bahwa Irak dan Afghanistan patut diserang karena merupakan pusat terorisme, rakyat Amerika, sebaliknya, mengagumi karya Michael Moore yang menyuarakan penentangan kepada rezim perang Bush. Salah satu fakta menarik yang terungkap dalam film ini adalah: pada hari kedua dan seterusnya pasca peristiwa 9/11 2001, semua bandara AS ditutup, tak ada pesawat boleh masuk atau keluar. Namun ada pesawat yang menerbangkan seluruh keluarga Bin Laden keluar dari AS.
Moore dianggap sebagai musuh Presiden George W. Bush nomor 1, karena seringnya dia membuat pernyataan, tulisan, atau film yang menentang kebijakan rezim Bush. Filmnya yang lain berjudul Bowling over Columbine, mengupas kebebasan memiliki senjata di AS, dengan nada kritik terhadap Asosiasi Senjata AS yang terus menentang lahirnya UU yang mengatur kepemilikan senjata. Film itu memotret fakta anak-anak sekolah membawa senjata lalu menembaki guru dan teman-temannya hingga tewas. Film Moore lainnya, Sycho, membongkar kelemahan kebijakan dan praktik kesehatan di AS. Moore bahkan membandingkannya dengan di negara Kuba, yang dipotretnya sebagai jauh lebih baik, lebih manusiawi dan lebih pro-rakyat dibanding kebijakan kesehatan di AS.
Baru-baru ini, Micahel Moore menulis di blognya, bahwa yang paling bersalah dalam tragedi kemanusiaan di Afghanistan dan Irak adalah kaum liberal dan koran The New York Times. Menurut Moore, Bush dan kawan-kawannya: Cheney, Rumsfeld, Wolfowitz, memang ‘bisa diduga’ akan berbuat apapun demi ideologi mereka. Namun The New York Times, menurut Moore, tidak diduga akan menjadi loud speaker. Pers seharusnya netral. Tidak demikian dengan TNYT dalam kasus perang melawan terorisme. TNYT memberi ruang seluas-luasnya pada para penggagas perang, termasuk dengan memberi dukungan alasan penyerangan. Para penggila perang itu bisa menggunakan sikap TNYT itu terhadap para penentangnya: “Lihat, bahkan koran TNYT saja mendukung perang.”
Michael Moore adalah warga Negara AS, agamanya kurang jelas, tetapi dia sangat peduli pada nasib bangsa-bangsa yang dihancurkan oleh AS dalam perang melawan terorisme, dalam hal ini Afghanistan dan Irak. Selain berempati pada bangsa-bangsa yang dihancurkan, Moore juga berempati pada keluarga veteran AS. Para prajurit muda usia yang pulang dengan hilang sebelah kaki atau tangannya, atau mengalami trauma dan gangguan psikologis lainnya. Anak-anak yang kehilangan orangtua, orangtua yang kehilangan anaknya, istri yang kehilangan suami, dan sebagainya. Semua untuk perang yang tidak memiliki alasan.
Saat ini Michael Moore sedang mengajak para pengikut dan pengagumnya untuk beramai-ramai menyumbang uang agar masjid di Ground Zero (bekas tempat WTC) tetap jadi dibangun. Setiap pengunjung bloknya dimintanya menyumbang satu atau sepuluh dolar, atau berapapun terserah, dikirim ke webguy@michaelmoore.com. Dia sendiri memulai dengan menyumbang US$10. Dia bertekad mendukung pembangunan masjid itu. Seperti diketahui, pembangunan masjid di dua blok dekat Ground Zero ini menimbulkan kontroversi. Di antaranya ada pendeta membakar Quran. Donald Trump, salah satu pengusaha real estate dan orang terkaya di AS, berniat membeli area bakal masjid itu dengan harga mahal agar masjid batal dibangun. Michael Moore memperkirakan penggalangan dananya melalui blognya akan akan mencapai US$6 juta, lebih dari yang ditawarkan Donald Trump. Umat islam bisa dengan tenang melanjutkan cita-citanya membangun masjid di Ground Zero.
Ingin tahu alas an Micahel Moore menyetujui dibangunnya amsjid di Ground Zero? Inilah beberapa di antaranya:
- Imam masjid adalah orang yang paling menyenangkan yang pernah ditemuinya.
- Ada sekitar 60 muslim menjadi korban WTC, dan ratusan anggota keluarganya masih menderita kehilangan. 19 pelaku 9/11 tidak peduli pada agama korbannya.
- Ada restoran McDonalds dua blok dari Ground Zero dan kata Micahel Moore: “Percayalah, McDonalds menewaskan lebih banyak orang daripada teroris.”
- Di setiap agama ada penganut agama yang “ngawur”. Misalnya Timothy McVeigh yang beragama Katolik, yang mengebom gedung federal di Oklahoma. Toh tak ada larangan membangun gereja katolik di dekat gedung yang dibom itu.
Sebetulnya ada 10 alasan Michael Moore mengapa dia setuju dibangunnya masjid dua blok dari Ground Zero. Dia bahkan tidak setuju dua blok, dia setuju tepat di Ground Zero. Namun alas an kesepuluh, yang paling saya sukai adalah ini (terjemahannya):
Seandainya saya mengalami nasib, tewas pada suatu insiden terorisme, janganlah Anda atau siapapun juga menggunakan kematianku sebagai justifikasi untuk menyerang atau mendiskriminasi siapapun atas nama saya. Kalau Anda lakukan, saya akan kembali dari alam baka, menghantui Anda, lebih mengerikan daripada Linda Blair (bintang film The Exorcist) dijadikan satu dengan Freddy Krueger (karakter film horror popular di AS).
Michael Moore setuju pembangunan masjid di jantung kota Manhattan, New York, itu karena dia percaya pada falsafah negaranya yang akan memberi perlindungan pada para korban kebencian dan prasangka. Amerika juga memberi kebebasan warganya untuk beragama apa saja dan beribadah dimana saja. “Jika ada segerombolan pembunuh mencuri agama Anda dan menggunakannya sebagai excuse (alasan) untuk membunuh 3000 jiwa, maka saya ingin membantu Anda mendapatkan kembali agama Anda, dan menempatkannya tepat di titik dimana agama Anda itu telah dicuri dari Anda.” Michael Moore menyampaikan pada kita bahwa agama Islam telah dicuri oleh segelintir manusia –di antaranya beragama Islam juga- yang memberi alas an pada rezim George W. Bush untuk berperang dan membunuh, dia ingin mengembalikan agama Islam kepada kita. Dia juga akan menempatkannya tepat di tempat Islam telah dikelirukan sedemikian rupa: di Ground Zero –eks-WTC.
Sirikit Syah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar