Selasa, 09 Oktober 2012

Berbicara Sesuai Konteks


Konteks adalah gagasan yang digunakan dalam ilmu bahasa (linguistik, sosiolinguistik, linguistik fungsional sistemik, analisis wacana, pragmatik, semiotika, dll) dalam dua cara yang berbeda, yaitu sebagai berikut :

* Lisan konteks
* Konteks sosial

Konteks verbal
Konteks verbal mengacu pada teks sekitarnya atau berbicara dari sebuah ekspresi (kata, kalimat, percakapan gilirannya, tindak tutur, dll). Idenya adalah bahwa konteks lisan mempengaruhi cara kita memahami ekspresi. Oleh karena itu norma untuk tidak mengutip orang keluar dari konteks. Karena linguistik kontemporer banyak mengambil teks, wacana atau pembicaraan sebagai objek analisis, studi modern konteks lisan terjadi dalam hal analisis struktur wacana dan hubungan timbal balik mereka, misalnya hubungan koherensi antara kalimat.
Konteks sosial
Secara tradisional, dalam sosiolinguistik, konteks sosial didefinisikan dalam istilah variabel sosial obyektif, seperti kelas, gender atau ras. Baru-baru ini, konteks sosial cenderung didefinisikan dari segi identitas sosial yang ditafsirkan dan ditampilkan dalam teks dan berbicara oleh pengguna bahasa
Teori Multidisiplin
Dalam teori baru multidisiplin tentang konteks, Teun A. van Dijk menolak konsep objektivis dari konteks sosial dan menunjukkan bahwa sifat relevan dari situasi sosial hanya dapat mempengaruhi menggunakan bahasa sebagai definisi situasi subjektif oleh peserta, seperti yang diwakili dan ongoingly diperbarui dalam mental yang spesifik model pengguna bahasa: model konteks.

Pengaruh
Pengaruh parameter konteks pada penggunaan bahasa atau wacana biasanya dipelajari dalam hal bahasa, gaya variasi atau mendaftar (lihat Gaya). Asumsi dasar di sini adalah bahwa pengguna bahasa beradaptasi sifat penggunaan bahasa mereka (seperti intonasi, pilihan leksikal, sintaks, dan aspek lain dari formulasi) dengan situasi komunikatif saat ini. Dalam hal ini, menggunakan bahasa atau wacana dapat disebut lebih atau kurang 'tepat' dalam konteks tertentu. Ini adalah istilah bahasa atau derigitave sekitarnya mengatur paragraf, novel atau artikel. Sebuah tindakan dialog tindak tutur khusus. Sebagai contoh, Pertanyaan adalah tindak tutur, tetapi Question_on_hotel adalah tindakan dialog. Dialog tindakan yang berbeda dalam sistem dialog yang berbeda. Jumlah tindak wicara yang umum dikenal, dan stabil sekitar 10 atau lebih, jumlah tindak dialog bervariasi dari sistem ke sistem. Dalam beberapa sistem, jumlah tindak dialog dapat sampai dengan 40.

Jelaslah bahwa berkomunikasi dalam bahasa yang sesuai dengan lawan bicara, adalah syarat penting demi tercapainya tujuan komunikasi. Masalahnya adalah, bagaimana caranya agar kita bisa berkomunikasi dalam bahasa yang sesuai dengan lawan bicara? Tak ada rumus pasti. Semua tergantung kemauan diri untuk memahami “apa dan siapa” lawan bicara dan mencoba berbicara dalam ranah mereka. Berbicaralah menurut konteks lawan bicara! Disertai niat tulus, niscaya tujuan komunikasi pasti tercapai.

Menengok Bahasa Alay


Pergaulan generasi muda kini mengalami perubahan dari segi gaya berbahasa maupun bertingkah laku. dari yang aneh. Tidak sedikit dan tidak jarang sekali saya mendengar kata alay. apakah alay itu ? dan bagaimana kah perkembangan alay itu sendiri sehingga sempat menjadi trending topik.

Alay sendiri terbentuk dari bahasa yang tidak biasanya kita lihat dari segi penulisan, sering kita lihat dalam jejaring sosial contohnya di facebook/twitter saat mengetikan mereka identik dengan huruf yang besar - kecil, symbol, angka dan sangat tidak benar dalam penulisan dan gaya bahasa indonesia yang baik dan benar, contohnya seperti ini:
  • L491 4pz L03? ( Lagi apa kamu? )
  • L491 dmaz? ( Lagi dimana?)
  • aQ, 4k03, Q, ( AKU)
  • Qta, Kt4 ( Kita)
  • caPa, c!yaph4, sHapHA? ( Siapa )
  • ciyuuzzz, tiyuSzz ( Serius )
Bagi mereka mungkin gaya kreativitas mereka sendiri, yang menggunakan bahasa sandi mereka dalam komunitasnya.

Dalam berdandan pun kita juga bisa mencirikan mereka alay yang dengan gaya mereka yang sangat nyentrik/ tidak biasaanya orang yang seperti biasanya, mereka bergaya dengan memngikuti artis bintang film, seperti rambut diwarnai, menggunakan celana yang tidak pantas. Dan Menurut saya mereka tidak salah namun kita kadang begitu risih jika terus menerus itu menambah populasi, karena ditakutkan akan menambah bahsa indonesia semakin buruk. Tata bahasa Indonesia pada saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia khususnya para remaja, sudah banyak kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai kreativitas. Jika mereka tidak menggunakannya, mereka takut dibilang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Salah satu dari penyimpangan bahasa tersebut diantaranya adalah digunakannya bahasa Alay.
Bahasa Alay secara langsung maupun tidak telah mengubah masyarakat Indonesia untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sebaiknya bahasa Alay dipergunakan pada situasi yang tidak formal seperti ketika kita sedang berbicara dengan teman. Atau pada komunitas yang mengerti dengan sandi bahasa Alay tersebut. Kita boleh menggunakannya, akan tetapi jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia.

Senin, 08 Oktober 2012

Wisata Kuliner - Nasi Rawon


Berkunjung ke Jawa Timur khususnya Surabaya rasanya kurang afdhol kalau anda belum mencicipi masakan khas yang satu ini.

Rawon, mendengar namanya mungkin Anda akan berpikir rasa rawon yang super pedas adalah alasan rawon ini dijuluki rawon setan. Memang banyak kuliner nusantara lain yang juga menggunakan kata setan di belakang nama kuliner tersebut sebagai penekanan bahwa kuliner tersebut memiliki tingkat kepedasan tinggi. Namun hal itu tidak berlaku untuk rawon setan khas Surabaya.
Rawon Setan di tempat ini adalah rawon setan pertama yang ada di Indonesia. merupakan rawon unggulan kota Surabaya. Asal mula kata setan pada nama rawon setan diberikan masyarakat karena rawon ini dijajakan mulai pukul 22.00 WIB hingga dini hari. Karena baru mulai aktifitas berjualan pada malam hari, sama seperti setan yang baru muncul pada malam hari, maka rawon ini di beri julukan rawon setan. Kini  Rawon Setan tidak lagi dijajakan mulai pukul 22.00 WIB namun mulai pukul 07.30 hingga pukul 22.00 Wib untuk setiap hari Minggu hingga Selasa dan untuk hari Rabu hingga Sabtu buka mulai pukul 07.30 hingga 03.30 WIB. Rawon Setan Mbak Endang tidak membuka cabang  sehingga bila Anda penasaran bagaimana rasa Rawon Setan ini, datang saja ke Jl. Embong Malang Bubutan Surabaya Utara, tepatnya di seberang Hotel JW Marriot.


Satu porsi Rawon Setan berisi potongan  daging sapi dan tauge yang disiram dengan kuah berwarna hitam pekat, lalu ditaburi dengan bawang goreng. Warna hitam pekat pada kuah berasal dari salah satu bumbunya yaitu kluwak. Kuahnya  yang  mantap berpadu dengan sambal, tempe goreng , telur asin serta kerupuk udang akan menciptakan sensasi tak terlupakan. Untuk nasinya, Anda dapat memilih dicampur bersama rawon ataupun dipisah. Harga satu porsi rawon mulai dari Rp20.000,-. Keistimewaan Rawon Setan adalah potongan dagingnya yang besar-besar dan empuk.

How to get there:
  1. Angkot:  Anda dapat menggunakan angkot jurusan Darmo Permai  -  Pasar Atom  dengan kode DA, berangkat dari Jalan Raya Darmo Permai Utara .
sumber: http://kuliner.panduanwisata.com/indonesia/pulau-jawa/jawa-timur/rawon-setan-mbak-endang-kebanggaan-kota-surabaya/


INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PRINSIP USABILITY

Prinsip Usability adalah merupakan masalah optimasi penggunaan sistem oleh pengguna, Sistem yang baik akan dipergunakan secara maksimal oleh pengguna sehingga semua kemampuan sistem dapat termanfaatkan.

Dalam Prinsip Usablity terdiri dari :
  1. Human Ability (Kemampuan Manusia)
  2. Human Capabilities
  3. Memori and Proses 
  4. Observations (Pengamatan)
  5. Problem Solving (Pemecahan Masalah)
1.  Human Ability
Human Ability adalah suatu kemampuan manusia untuk melakukan sesuatu yang dimiliknya. Human Ability memiliki 2 perbedaan yaitu :

- Kelebihan
  • Kapasitas Long Term Memory (LTM) tidak terbatas
  • Durasi LTM tidak terbatas dan complex
  • Kemampuan memahami tinggi
  • Mekanisme konsentrasi powerful
  • Pengenalan pola pikir powerful
 - Kekurangan
  • Kapasitas Short Term Memory (STM) terbatas
  • Durasi STM terbatas
  • Proses cenderung salah
  • Proses yang lambat

2. Human Capabilities
Faktor manusia ini harus diperhatikan, karena dari sinilah desain yang lebih baik didapatkan. User perlu mengetahui hal-hal berikut dalam merancang :
  • Penginderaan / Panca indra (Mata, Telinga, Peraba)
  • Proses informasi
  • Sistem Motor

Konsep penglihatan terdiri dari dua tahap :
1. Penerimaan stimulus dari luar secara fisik
2. Pemrosesan serta interpretasi dari stimulus tersebut
 
a. Kemampuan Penglihatan

-Sensivitas
Luminance : jumlah cahaya yang dipantulkan oleh permukaan objek, dengan ukuran 10-6 – 107 mL

-Ketajaman
- Visual acuity : kemampuan manusia melihat objek secara detail

-Sudut pandang (visual angle) : besarnya ruang pandang yang digunakan objek ? derajat (degree) / minutes of arc ? 1 derajat = 60 minutes of arc

-Pergerakan
Pola visual dari kata direkam : di-dekoding menurut representasi bahasa ? pemrosesan bahasa meliputi analisis sintaks dan emantik terhadap frase dan kalimat

-Mata bergerak terhadap teks : regression

-Kemampuan membaca akan berkurang atau menurun karena usia.

b. Warna
 
1. Warna dikaitkan dengan hue, intensitas, dan saturation
2. Hue : panjang gelombang spektrum cahaya
3. Intensitas : brightness dari warna
4. Saturation : jumlah / kadar putih (whiteness) dalam warna
5. Masalah persepsi warna pada cones (sel pada selaput retina yang sensitif terhadap warna) dan ganglion (simpul syaraf)
6. 380 (blue) ~ 770 nm (red)
7. Radiasi dalam spektrum (panjang gelombang cahaya) adalah 400 – 700 nm

Pendengaran (Hearing)

1. Sistem auditory memiliki kapasitas sangat besar untuk mengumpulkan informasi lingkungan sekitar.
2. Dapat mendengar objek apa saja yang ada di sekitar dan memperkirakan kemana objek tersebut akan berpindah
3. Pemrosesan suara

Suara memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
1. Pitch : frekuensi suara (20 – 20.000 HZ)
2. Loudness : amplitudo suara (30 – 100dB)
3. Timbre : tipe atau jenis suara
4. Sistem auditory melakukan filtering suara ? kita mengabaikan suara background dan berkonsentrasi pada informasi yang penting

Peraba (Touch)
1. Manusia menerima stimuli melalui kulit. Kulit memiliki tiga jenis sensor penerima (sensory receptor), yaitu :
2. Thermoceptor yaitu merespon panas / dingin
3. Nociceptor yaitu merespon pada tekanan yang intens, rasa sakit
4. Mechanoceptor yaitu merespon pada tekanan IMK
5. Keyboard bisa dikaitkan dengan posisi-posisi bentuk tombol, juga pengoperasian yang memerlukan penekanan, ada yang berat atau malah terlalu ringan.

Proses Informasi
Proses informasi pada manusia terdiri dari 3 sistem utama :
1. Perseptual
2. Menangani sensor dari luar
3. Sebagai buffer untuk menampung masukkan yang diterima dari indera manusia
4. Diproses (diterima) untuk diteruskan ke otak (memori)
5. Kognitif : memproses hubungan keduanya
6. Sistem Motor : mengontrol aksi / respon (pergerakan, kecepatan, kekuatan)
 
3. Memory and Process
Memori menyimpan pengetahuan factual dan pengetahuan procedural
 
Terdapat 4 tipe memori :
1. Procedural Buffer (Memori sensor)
2. Terbatas kapasitasnya
3. Informasi yang masuk melalui indera tidak semua dapat diproses.
 
2. Short Term Memori

1. Memori kerja menyimpan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat / sementara pada saat kita sedang melakukan pekerjaan.
2. Dapat diakses dengan cepat, namun berkurang secara cepat pula

Metode digunakan untuk mengukur kapasitas, yaitu berdasarkan :
a. Panjang suatu deret (sequence) yang dapat diingat secara terurut.
b. Kemampuan mengingat kembali item-item secara acak.

3. Intermediate, yaitu menyimpan untuk ke LTM
 
4. Long Term Memory (LTM)

1. Penyimpanan utama untuk informasi faktual, pengetahuan berdasarkan eksperimen / pengalaman, aturan-aturan prosedur, tingkah laku, dsb.
2. Kapasitasnya lebih besar, waktu akses yang lebih lambat serta proses hilangnya informasi lebih lambat.
 
Terdapat dua jenis LTM :
a. Memori Episodik : menyimpan “data” kejadian atau pengalaman dam bentuk serial menurut waktu.
b. Memori Semantik : menyimpan record-record fakta, konsep, keahliaan (skills) serta informasi lain yang diperoleh selama hidup dengan terstruktur.

Pemrosesan Memori Jangka Panjang
Aktivitas :
1. Menyimpan atau mengingat informasi
2. Menghilangkan atau melupakan informasi
3. Memanggil kembali informasi
4. Tersimpan karena pengulangan (rehearsal)
5. Ebbinghaus yaitu jumlah yang dipelajari berbanding lurus dengaan waktu mempelajarinya = total time hypothesis
6. Proses melupakan informasi : decay ; karena sudah lama berada di LTM sehingga lambat laun akan terlupakan + interference : karena adanya informasi baru yang lama terlupakan.
7. Proses memanggil kembali informasi : recall : memanggil kembali secara langsung informasi + recognition: presentasi sejumlah pengetahuan (knowledge) yang terkait sebagai petunjuk.
 
5. Problem Solving (Penyelesaian Masalah)
1. Setelah penyimpanan di LTM, kemudian diaplikasikan
2. Penalaran (Reasoning) : proses pengambilan kesimpulan mengenai sesuatu atau hal baru dengan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
 
Reasoning terdiri dari :
 
1. Deduktif
-Menarik kesimpulan secara logika dari premis yang diberikan
-Jika A, maka B
– Sangat buruk untuk mengkonfirmasikan validitas dan kebenaran
 
2. Induktif
– Men-generalisasi dari kasus sebelumnya untuk belajar tentang hal baru
– Meskipun induksi mungkin tidak dapat diandalkan namun merupakan proses yang berguna Induksi mengakibatkan manusia senantiasa belajar mengenai lingkungan
 
3. Abduktif
- Penalaran dari sebuah fakta ke aksi atau kondisi yang mengakibatkan fakta tersebut terjadi
- Metode ini digunakan untuk menjelaskan event yang kita amati
- Mungkin tidak dapat diandalkan, namun manusia seringkali menerangkan sesuatu hal dengan cara seperti ini, dan mempertahankan hingga ada bukti lain yang mendukung penjelasan atau teori alternative

Referensi :
http://juwita.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/…/IMK02-Prinsip+Usability.pdf
http://search.4shared.com/q/10/interaksi%20manusia%20dan%20komputer